Laman

ONLINE GAMBLING

  Pengertian Gambling
 
      Gambling disebut juga perjudian atau taruhan dari uang atau sesuatu dari bahan nilai pada sebuah peristiwa dengan hasil yang tidak pasti dengan tujuan utaman untuk memenangkan uang tambahan atau barang materi.
Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.
Perjudian (gambling) dalam kamus Webster didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang melibatkan elemen resiko. Dan resiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu kerugian.
        Sementara Robert Carson & James Butcher (1992) dalam buku Abnormal Psychology and Modern Life, mendefinisikan perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang besar. apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai tinggi dalam suatu komunitas.
        Definisi serupa dikemukakan oleh Stephen Lea, dkk dalam buku The Individual in the Economy, A Textbook of Economic Psychology (1987). Menurut mereka perjudian tidak lain dan tidak bukan adalah suatu kondisi dimana terdapat potensi kehilangan sesuatu yang berharga atau segala hal yang mengandung risiko.
perbuatan mengambil risiko dalam perilaku berjudi, perlu dibedakan pengertiannya dari perbuatan lain yang juga mengandung risiko. Ketiga unsur dibawah ini mungkin dapat menjadi faktor yang membedakan perilaku berjudi dengan perilaku lain yang juga mengandung risik
1)    Perjudian adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan sejumlah uang (atau sesuatu yang berharga) dimana pemenang memperoleh uang dari yang kalah.
2)    Risiko yang diambil bergantung pada kejadian-kejadian dimasa mendatang, dengan hasil yang tidak diketahui, dan banyak ditentukan oleh hal-hal yang bersifat         kebetulan/keberuntungan.
3)    Risiko yang diambil bukanlah suatu yang harus dilakukan; kekalahan/kehilangan dapat dihindari dengan tidak ambil bagian dalam permainan judi.
     Dapat  disimpulkan bahwa perjudian adalah perilaku yang melibatkan adanya risiko kehilangan sesuatu yang berharga dan melibatkan interaksi sosial serta adanya unsur kebebasan untuk memilih apakah akan mengambil risiko kehilangan tersebut atau tidak.Kesimpulan judi online adalah permainan judi melalui media elektronik dengan akses internet sebagai perantara.
2.    Jenis-Jenis Gambling
Jenis-jenis lain dari gambling online adalah sebagai berikut:
1)   Casino Online
Casino Online adalah suatu jenis permainan kasino yang dimainkan oleh para penjudi melalui jaringan internet. Casino Online ini pada umunya menawarkan peluang dan persentase pengembalian yang sebanding dengan tanah berbasis Casino. Beberapa Casino Online ini menuntut persentase pengembalian yang lebih tinggi untuk permainan mesin slot dan beberapa menerbitkan payout persentase audit di situs Web nya. Dengan asumsi bahwa kasino online menggunakan pembangkit bilangan acak yang telah diprogram, permainan di meja seperti Black Jack. Persentase pembayaran untuk permainan ini ditetapkan oleh aturan permainan. Casino Online ini banyak menyewa atau membeli perangkat lunak dari perusahaan terkenal seperti Microgaming, Gaming Realtime, Playtech, International Game Teknologi dan Kriptologi Inc sebagai upaya untuk reputasi mereka pada kredibilitas produsen perangkat lunak. Perusahaan perangkat lunak ini mengaku menggunakan nomor acak generator untuk memastikan bahwa nomor kartu atau dadu muncul secara acak. Pada Casino Online ini para gambling dapat bermain Rolet, BlackJack, Cheap dan situs lainnya yang menyediakan jenis permainan ini di antaranya  seperti: www.888.com, www.casino.com, www.vegascasinoonline.com.
  1. 2)    Poker Online
  2. Poker Online ini merupakan situs permainan gambling online yang menawarkan berbagai macam fitur menarik yang dapat menarik perhatian pemain baru. Yang termasuk dalam Poker Online adalah Texas Hold’em, Omaha, Seven-card stud.      
  3. 3)    Mobile Gambling
  4. Mobile Gambling merupakan jenis permainan gambling online yang menggunakan perangkat tambahan berupa wireless device dan biasanya memainkannya menggunakan telepon genggam/handphone, ipad, dan lain-lain.
  5. 4)    Judi Bola Online
  6. Adalah kegiatan pertaruhan yang paling luas dan paling besar apabila di hitung-hitung bisa jutaan dolar perputaran uang setiap tahun dalam bisnis judi bola online ini. Judi bola online itu meliputi pertandingan-pertandingan local sampai level international sampai pertandingan tertinggi di ajang piala dunia.
  7. Menurut Stanford Wong dan Susan Spector (1996), dalam buku Gambling Like a Pro, membagi lima (5) kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas para penjudi sebagai berikut:


1)    Sociable Games.
Dalam Sociable Games, setiap orang yang menang atau kalah selalu bersama-sama. Biasanya para penjudi ini selalu ingin menang, walaupun mereka sadar jika mereka tidak akan selalu mendapatkan hal tersebut, namun mereka merasa senang karena paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk mencoba permainannya. Contoh gambling yang termasuk dalam kategori ini adalah Dadu, Baccarat, Black Jack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika.
2)    Analytical Games
Analytical Games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta kemampuan menganalisis berbagai kejadian. Contoh gambling yang termasuk dalam kategori ini adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting (contohnya: sepak bola, balap mobil/motor, dll.
3)    Games You Can Beat
Didalam jenis gambling ini biasanya penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk menang. Penjudi jenis ini biasanya suka berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan. Permainan judi jenis ini adalah permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan kemenangan. Contoh permainan judi yang termasuk dalam kategori ini adalah Black Jack, Poker, Pai Gow Poker, Video Poker, Sports Betting.
4)    Escape From Reality
Pada permainan escape from reality para pemain yang menjalakan slot machine atau video games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyajikan hal-hal yang menarik tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga, meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Contoh permainan yang termasuk dalam kategori ini adalah Slot Machines dan Video Games.
5)    Patience Games
Permainan patience games merupakan jenis permainan yang paling digemari oleh para penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru dalam mendapatkan hasil. Bagi para penjudi masa-masa menunggu sama menariknya ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika mengakhiri permainan. Contoh permainan yang termasuk dalam kategori ini adalah Lottery, Bingo, Keno.

3.    Karateristik Gambling
Gambling merupakan kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia maya di internet dan memiliki karakteristik penjudian, yang mana bisa menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan komunitas gambling. Para perilaku jenis ini biasanya digambarkan dalam bentuk orang-orang dari kelas menengah keatas yang berpenghasilan besar.
Ruang lingkup dari kejahatan jenis ini adalah bersifat global. Gambling sering kali dilakukan secara transional melintasi batas antar negara sehingga sulit dipastikan yuridiksi hukum negara mana yang berlaku terhadapnya. Karakteristik internet dimana orang yang berlalu lalang tanpa identitas sangat memungkinkan terjadinya berbagai aktifitas jahat yang tidak tersentuh hukum. Mengenai pelaku kejahatan, jika pelaku kejahatan konvensional mudah diidentifikasikan dan memiliki tipe tertentu, maka pelaku gambling bersifat lebih menyeluruh. Secara khususnya yang menggunakan gambling ini mengetahui dunia gambling, pelaku penjudi tersebut mayoritas orang dewasa yang mempunyai penghasilan tinggi.
Bahwa kerugian yang ditimbulkan dari kejahatan ini pun bersifat material, harga diri, dan martabat. Dimasa mendatang kejahatan semacam ini dapat mengganggu perekonomian si pelaku gambling ini dan perekonomian nasional melalui jaringan infrastruktur yang berbasis teknologi elektronik

4.    Faktor Terjadinya Gambling
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berjudi bahwa perilaku perilaku berjudi memiliki banyak efek samping yang merugikan bagi si penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sngat banyak disadari oleh para penjudi. Anehnya tetap saja mereka menjadi sulit untuk meninggalkan perilaku berjudi jika sudah terlanjur mencobanya. Dari berbagai hasil penilitian lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh beberapa faktor yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi.
1)    Faktor Sosial dan Ekonomi
Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tidaklah mengherankan jika pada masa undian SDSB di Indonesia zaman orde baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan masyarakat ekonomi rendah seperti tukang becak, buruh, atau pedagang kaki lima. Dengan modal yang sangat kecil mereka berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejab tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi sosial masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas.
2)    Faktor Situasional
Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil). Peran media massa seperti televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang “seolah-olah” dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-agungkan sosok sang penjudi, telah ikut pula mendorong individu untuk mencoba permainan judi.
3)    Faktor Belajar
Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi bilamana diikuti oleh pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan.
4)    Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan
Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran: “kalau sekarang belum menang pasti di kesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya”.
5)    Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan
Penjudi yang merasa dirinya sangat trampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan yang dimilikinya. Mereka menilai ketrampilan yang dimiliki akan membuat mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan (illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena ketrampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai “hampir menang”, sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan.

5.    Macam – Macam Pengaruh Gambling
1)    Pergaulan
Pengaruh pergaulan banyak terjadi, seseorang yang mempunyai teman hobi judi, maka lambat laun dirinya akan juga terjun untuk coba ikut main dan jika tidak segera disadari, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi penjudi yang ketagihan.
2)    Tingginya mendapat hadiah (uang)
Hal ini mempengaruhi orang misalnya loter lebih menarik bilamana hadiahnya lebih tinggi. Sehingga hal ini dapat membuat orang tergoda untuk menghayal menjadi pemenangnya.
3)    Terpengaruh dengan sugesti
Bagaimana seorang pemula masuk ke casino, maka akan mendapat buku panduan, seolah untuk main judi menjadi hal yang mudah untuk menang, jika dipelajari dan dikuasi permainannya. Dan dipandu untuk terus mencoba, dan mencoba. Sekali-kali menang, padahal lebih sering kalahnya.
4)    Menjadi pecandu judi
Bisa disembunyikan dari orang dekat misalnya pasangan, orang tua atau anak. Tentu saja jika hal ini bisa disembunyikan jika belum mempunyai problem ‘besar’ yang berakibat menyeret orang-orang terdekatnya, seperti misalnya: kekalahan yang menghasilkan hutang banyak, dan tidak mampu melunasi sendiri. Maka jalan keluarnya orang-orang dekat ikut merasakan akibatnya. Berbeda dengan pecandu narkoba atau alkohol, dimana fisik seorang pecandu mudah dikenali, karena terlihat efek kecanduannya.

6.    Perilaku Gambling
Untuk memahami apakah prilaku berjudi termasuk dalam perilaku yang patologis, maka perlu dipahami terlebih dahulu kadar atau tingkatan penjudi tersebut. Hal ini penting mengingat bahwa perilaku berjudi termasuk dalam kategori perilaku yang memiliki kesamaan dengan pola prilaku adiksi.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan atau tipe penjudi, yaitu:
1)    Social Gambler
Penjudi tingkat pertama adalah para penjudi yang masuk dalam kategori “normal” atau seringkali disebut social gambler, yaitu penjudi yang sekali-sekali pernah ikut membeli lottery (kupon undian), bertaruh dalam pacuan kuda, bertaruh dalam pertandingan bola, permainan kartu atau yang lainnya. Penjudi tipe ini pada umumnya tidak memiliki efek yang negatif terhadap diri maupun komunitasnya karena mereka pada umumnya masih dapat mengontrol dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya. Perjudian bagi mereka dianggap sebagai pengisi waktu atau hiburan semata dan tidak mempertaruhkan sebagian besar pendapatan mereka ke dalam perjudian. Keterlibatan mereka dalam perjudian pun seringkali karena ingin bersosialisasi dengan teman atau keluarga. Di negara-negara dimana praktek perjudian tidak dilarang dan masyarakat terbuka terhadap suatu penelitian seperti di USA, jumlah populasi penjudi tingkat pertama ini diperkirakan mencapai lebih dari 90% dari orang dewasa.
2)    Problem Gambler
Penjudi tingkat kedua disebut sebagai penjudi “bermasalah” atau problem gambler yaitu prilaku berjudi yang dapat menyebabkan terganggunya kehidupan pribadi, keluarga maupun karir, meskipun belum ada indikasi bahwa mereka mengalami suatu gangguan kejiwaan (National Council on Problem Gambling USA, 1997). Para penjudi jenis ini seringkali melakukan perjudian sebagai cara untuk melarikan diri dari berbagai masalah kehidupan. Penjudi bermasalah ini sebenarnya sangat berpotensi untuk masuk ke dalam tingkatan penjudi yang paling tinggi yang disebut penjudi pathologis jika tidak segera disadari dan diambil tindakan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya sedang dihadapi. Menurut penelitian Shaffer, Hall, dan Vanderbilt (1999) yang dimuat dalam American Journal of Public Health, No. 89, ada 3,9% orang dewasa di Amerika Bagian Utara yang termasuk dalam kategori penjudi tingkat kedua ini dan 5% dari jumlah tersebut akhirnya menjadi penjudi patologis.
3)    Pathological Gambler
 Penjudi tingkat ketiga disebut sebagai penjudi “pathologis” atau pathological gambler atau compulsive gambler. Ciri-ciri penjudi tipe ini adalah ketidak mampuannya melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk berjudi. Mereka sangat terobsesi untuk berjudi dan secara terus-menerus terjadi peningkatan frekuensi berjudi dan jumlah taruhan tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, karir, hubungan sosial atau lingkungan disekitarnya.

7.    Fase -Fase Dalam Perjudian
1)    Fase induksi dan fase adopsi
Fase Induksi perkenalan dengan dunia perjudian, biasanya masih kala usia masih muda dengan orientasi, dan pengaruh pergaulan. Fase Adopsi Mengambil kebiasaan atau kebiasaan (melewati waktu luang, atau iseng). Moment ini yang menentukan terus atau tidak bermain judi.
2)    Fase dari promosi
Fase dari promosi ini sudah menjadi pilihan untuk mau main judi. Jadi behaviornya (kelakuan) untuk main sudah jadi kesibukannya, karena ada motivasi pribadi yang diharapkan untuk terwujud.
3)    Fase ketagihan
Perubahan tingkah laku dari bisa kontrol menjadi ketagihan judi. Dalam literatur yang paling banyak di pakai mengenai perkembangan ketagihan dengan judi, fase menang, fase kalah dan fase putus asa, dimana aksennya dalam situasi keuangan dan si penjudi.
4)    Fase memulainya
Fase  ini penting untuk sipemain untungnya.Makanya dalam perjudian banyak dipakai kata, “beginers luck”, Jika padapermulaannya sudah menderita kalah, maka dia tidak begitu tertarik lagi untukmain seterusnya. Karena harga diri tidak bisa menerimanya. Kalau pemain sesuaidengan harapannya, dia dalam fase menang.
5)    Fase Menang
Fase ini mempunyai pendirian tertentu. Pertama dia main dengan uang kecil tetapi ini cepat prosesnya dengan main besar. Nilai uang menjadi lain untuk si pemain dan uang menang menjadi status. Ini menjadi dorongan ingin menjadi lebih baik lama kelamaan menjadi integrasi dengan kelakuanrnya. Main judi belum merugikan dirinya umumnya si pemain kehilangan realitas dengan suksesnya dan merasa hebat dengan wawasannya mengenai permainan judi. Tetapi moment tertentu krusial fase berikutnya datang fase penjudi menang dengan ciri:
a.    Sekali- kali main judi, bertahap semakin sering bermain.
b.    Sering menang, mendapat rasa senang dan tergiur lebih sering pergi bermain
c.    Taruhannya jadi lebih tinggi, untuk pemenuhan ambisi mendapat keuntungan besar.
d.    Fantasi mengenai kemenangan, menyombongkan diri mengenai hasilnya.
e.    Optimis yang tak pantas.
6)    Fase kalah
Fase ini si pemain sudah mulai sering kalah, diamulai mendapat perasaan bahwa dia juga bisa kalah, dengan ini harga dirinya mulai kacau. Dia hanya melihat jalan satu-satunya bermain lebih intensif, dengan harapan kekalahannya atau kerugiannya bisa kembali. Jika disinggung tentang kelakuannya bermain judi dia akan merasa tersinggung, marah dan akhirnya memperlihatkan kelakuan yang menyakitkan, seperti berbohong, menipu,dan memikir jalan keluar di sembunyikan. Problem paling besar itu bagaimana mendapat uang supaya bisa main judi. Banyak pemain dalam fase ini meminjam uang di bank, teman, korupsi untuk bisa main. Ini akan terjadi kumulatif dan terjadi fase baru untuk dia. Ciri dari fase penjudi kalah dengan ciri:
a.    Periode panjang dengan selalu kalah
b.    Hanya judi yang ada dalam pikirannya
c.    Merahasiakan / kebohongan., kehilangan kontrol diri
d.    Di rumah tidak menyenangkan (pemarah, mudah tersinggung, mengambil barang)
e.     Pinjam uang besar legal dan illegal
f.     Pembayaran utang di tunda atau sama sekali tidak membayar
g.     Perubahan pribadinya seperti (tarik diri, malas bekerja. Tidak bertanggung jawab pada kewajiban)
h.     Kehilangan waktu untuk relasi dan keluarga
i.    Tidak bisa berhenti lagi, ketagihan berat.

8.    Pemulihan dari Ketagihan Gambling
Dengan pemulihan dari ketagihan main judi masih ada beberapa fase yang bisa dibedakan menjadi fase kritik, fase pemulihan dan fase membangun hidup baru. Dari perasaan putus asa, hutang, ditangkap atau masuk penjara, pikiran bunuh diri dan akibat dari negatif, pecandu judi ini terpaksa harus memilih untuk bisa menjalani kehidupan masa depannya. Permintaan pertolongan dari pecandu ini, biasa dilakukan baik secara langsung atau‘malu-malu’.
Fase-fase pemulihan dari ketagihan gambling sebagai berikut:
1)    Fase kritik menjadi fase pemulihan
a.    Beberapa tanggung jawab yang diberikan pada pecandu, di ambil alih.
b.    Menguasai realisme keterlaluan, pemilihan untuk berhenti bisa dibuatnya.
c.    Pikiran menjadi lebih jernih, dengan membicarakan pada orang dekat.
d.     Problem pertama mulai di solusikan, seperti mencari kesibukan, sehingga waktu habis untuk bekerja.
2)    Fase pemulihan, membangun hidup baru
a.    Membuat planing pemulihan (mencicil pembayaran hutang, pembenahan jadwal kegiatan dan sebagainya).
b.    Membuat daftar bagan kekuatan dan kelemahan, dan berusaha untuk konsekuen dan memilahnya untuk menghindari dari terjebak kembali.
c.    Membuat skala prioritas yang berkaitan dengan aktifitas hidup.
d.    Membuat kepercayaan dari lingkungan, untuk kembali membaik relasi dengan pasangan dan keluarga, serta famili.
e.    Terjadi interes yang baru, dan merasa lebih relaks dan bahagia dalam hidup

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html